Upaya Peningkatan Produksi Pangan
pemaerintah kembali mewacanakan untuk membebaskan BM impor
komoditas non-pangan, khususnya barang-barang modal dan bahan baku. Pemerintah
berargumentasi, pembebasan BM non-pangan untuk barang-barang modal dan bahan
baku ini, bisa menjadi solusi dalam peningkatan produksi kebutuhan pangan
ditengah tuntutan globalisasi, serta sebagai sebuah langkah menekan laju
inflasi karena tingginya harga kebutuhan pokok.
@@penggunaan pupuk atau bibit unggul
@@Trend konversi lahan dimaksud harus diminimalisir,
kita
perlu terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi pangan di negara
kita karena:
- Pangan adalah salah satu bagian dari basic human need, dan tidak ada substitusinya. Setiap manusia akan mati tanpa makanan.
- Penduduk Indonesia terus bertambah, dan pada saat ini diperkirakan telah mencapai 230 juta jiwa. Semuanya membutuhkan makanan yang cukup dan bergizi. Kebutuhan akan makanan tersebut semakin tinggi seiring peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kalau berbicara pada tingkat global, kebutuhan makanan akan semakin banyak karena harus memenuhi kebutuhan penduduk dunia yang terus bertambah, dari 6,6 miliar pada 5 tahun yang lalu menjadi sekitar 6,8 miliar manusia pada tahun ini.
- Secara alamiah produksi dan produktifitas pangan selalu terganggu, antara lain karena adanya perubahan iklim (climate change).
- Terjadi kompetisi antara sumber-sumber pangan dengan sumber-sumber energi. Misalnya jagung yang dulu cuma dikonsumsi manusia dan ternak. Tetapi sekarang jagung juga dijadikan bahan untuk membuat biodiesel di beberapa negara. Kalau tidak ada pengaturan yang ideal terutama di tingkat global, maka ketersediaan jagung untuk konsumsi manusia dan ternak akan terganggu bahkan bisa langka.
- Interconectedness global logistic and trade. Apabila negara-negara produsen (misalnya negara produsen beras) seperti Vietnam dan Thailand mengalami suatu masalah, apakah karena iklim atau karena persoalan lain sehingga akan terjadi krisis beras global, maka dengan cepat akan dirasakan akibatnya oleh negara-negara lain di dunia. Itulah hakekat dari international trade atau perdagangan internasional.
- Masih ditemukan kerawanan pangan di sejumlah daerah di tanah air. Oleh karena itu secara bersama-sama seluruh komponen bangsa perlu terus bahu membahu untuk meningkatkan produksi pangan nasional guna meningkatkan ketahanan pangan nasional, membangun swasembada yang berkelanjutan pada komoditas pangan tertentu seperti beras dan jagung, sambil menyadari masih ada kerentanan di bidang pangan.
Sejumlah
isu mengenai ketahanan pangan yang menurut Presiden perlu dicarikan solusinya
secara bersama-sama adalah:
- Sinergi dan integrasi sistem.
- Peningkatan sejumlah komoditas pertanian menuju swasembada dan swasembada berkelanjutan.
- Sistem cadangan dan distribusi.
- Rantai supply dan logistik nasional yang efisien.
- Kerentanan dan kerawanan pangan.
- Stabilitas harga, termasuk keterjangkauan harga sembako dan komoditas lainnya.
- Penganekaragaman konsumsi pangan.
- Monitoring sistem yang efektif dan kredibel.
- Keseimbangan penawaran dengan permintaan.
Untuk meningkatkan produksi
pangan nasional, dapat dilakukan peningkatan produktivitas dengan menerapkan
teknologi produksi antara lain melalui penggunaan pupuk organik/hayati. Pupuk
tersebut dapat mengembalikan kesuburan lahan melalui jasa mikroba yang
menguntungkan. Sejalan dengan itu, juga perlu dilakukan perluasan lahan
pertanian antara lain melalui pengembangan kawasan transmigrasi.
Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak
contoh negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran
karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya.
Permasalahan
Produksi Dan Upaya Mengatasi Masalah Pangan Nasional
Rendahnya laju peningkatan
produksi pangan dan terus menurunnya produksi di Indonesia antara lain
disebabkan oleh: (1) Produktivitas tanaman pangan yang masih rendah dan terus
menurun; (2) Peningkatan luas areal penanaman-panen yang stagnan bahkan terus
menurun khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa. Kombinasi
kedua faktor di atas memastikan laju pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun
yang cenderung terus menurun. Untuk mengatasi dua permasalahan teknis yang
mendasar tersebut perlu dilakukan upaya-upaya khusus dalam pembangunan
pertanian pangan khususnya dalam kerangka program ketahanan pangan nasional.
Mencapai
Swasembada Pangan 2003 – 2010 Untuk Mewujudkan Kemandirian Dan Ketahanan Pangan
Nasional
@Membangun Ketahanan pangan berbasis Agribisnis
pangan rakyat di Indonesia perlu
mendapatkan perhatian serius.
@Menempatkan pangan sebagai bagian menempatkan
kepentingan rakyat, bangsa dan negara serta rasa nasionalisme untuk melindungi, mencintai dan memperbaiki produksi pangan lokal harus
terus dikembang-majukan.
.2 Produksi pangan yang terus menurun lebih disebabkan
karena: produktivitas hasil budidaya petani rata-rata masih rendah dan
perluasan areal lahan pertanian stagnan serta lahan yang ada cenderung menurun
kualitasnya sehingga perlu upaya mengatasi permasalahan tersebut dengan
terobosan yang konstruktif dalam produktivitas dan perluasan lahan.
3. Meningkatkan produktivitas dapat ditempuh melalui
cara antara lain: menerapkan teknologi budidaya produktivitas tinggi dengan
memberikan subsidi teknologi kepada petani seperti teknologi pupuk hayati Bio P
2000 Z; melakukan Soil Management di lahan pertanian dengan mengintroduksikan
agen mikroba penyubur dan nutrisi (seperti pupuk berimbang) untuk mengembalikan
keseimbangan alami yang membangun kesuburan tanah dan tanaman diatasnya;
melakukan eksplorasi potensi genetik tanaman yang memiliki performa tanaman
unggul hasil maksimal seperti varietas hibrida dan tipe baru dengan memberikan
perlakuan presisi kawalan teknologi yang sesuai sehingga efisiensi hasil
maksimal dapat tercapai .
4. Upaya memacu pertumbuhan produksi pangan dengan
membuka areal Lahan pertanian baru yang dapat di gunakan untuk pertanian
produktif adalah potensi lahan pasang surut dan lahan lebak, serta lahan kering
yang sebagian besar belum tergarap secara optimal dengan disertai penerapan teknologi
produktivitas.
5. Untuk mewujudkan swasembada dan kemandirian serta
ketahanan pangan dalam satu dasawarsa ke depan (2010), diperlukan perangkat
kebijakan yang mengarah pada perbaikan implementasi sistem agribisnis dan
tataniaga (impor) bahan pangan. Disamping itu laju pertumbuhan produksi
nasional harus dipacu pertahun secara bertahap, pada komoditas padi/beras dari
tahun 2003 sebesar 1,8 % menjadi 2,1% pada tahun 2010, komoditas jagung dari 2
% tahun 2003 menjadi 6,5 % tahun 2010, dan kedelai 13 % tahun 2003 terus
meningkat menjadi 20 % pada tahun 2010.
0 komentar:
Posting Komentar